Minggu, 30 April 2017
MEMPERBAIKI POWER-SUPPLY KOMPUTER (2), KERUSAKAN MATI TOTAL
MEMPERBAIKI POWER-SUUPPLY KOMPUTER(2),KERUSAKAN MATI TOTAL Telah disinggung pada tulisan sebelumnya bahwa di antara kerusakan-kerusakan power-supply PC yang paling umum terjadi adalah :
1.Tegangan tidak stabil, faktor ripple tinggi
2.Power-supply kadang mampu dan kadang tidak untuk ON
3.Salah satu tegangan keluaran terlalu tinggi atau terlalu rendah
4.Mati total.
(1)Kerusakan pada poin pertama mengakibatkan komputer tidak mau start, tetapi kadang mau start untuk sesaat, kemudian mati lagi. Tentang memperbaikinya telah diulas pada tulisan sebelumnya.
(2)Kerusakan pada poin kedua mengakibatkan komputer tidak mau start, tetapi sesekali waktu mau juga. Tentang perbaikannya juga telah diulas pada tulisan sebelumnya : Memperbaiki power-supply komputer (1), gagal start, sering tidak bisa ON.
Ulasan di tulisan lanjutan ini membahas tentang kerusakan pada poin ketiga dan poin keempat.
(3)Kerusakan pada poin ketiga dapat berefek komputer mudah “hang” atau kadang restart sendiri, malah kadang mati mendadak.
Tampaknya memang seperti main-processor yang terlalu mudah panas karena salah-satu pengunci heatsink-nya ada yang lepas, karena itu pastikan terlebih dahulu bahwa masalahnya memang bukan di situ.
Keadaan seperti ini dapat terjadi karena dua masalah : Adanya tegangan output yang terlalu tinggi atau adanya tegangan output yang terlalu rendah.
Masalah tegangan output terlalu tinggi.
Jika masuk ke sistem bios bagian “hardware-monitor”, akan tampak salah satu tegangan terlalu tinggi. Misalnya tegangan 5V tampak berada pada level 5,8V hingga 6V. Atau tegangan keluaran -5V terlihat berlevel -6V atau lebih.
Kerusakan seperti ini dapat disebabkan oleh induktor pada jalur tegangan keluaran yang bersangkutan berubah nilainya karena (mungkin) ada hubung-singkat pada satu atau dua lilitan di induktor. Ini memang jarang terjadi, tetapi kasusnya ada.
Solusinya adalah dengan menambah beberapa lilitan pada induktor tersebut, kemudian kembali di-check penunjukkan angka di hardware monitor. Apabila tegangan masih terlalu tinggi, tambah lagi lilitannya hingga didapati angka yang nyaris tepat dengan yang seharusnya.
Melakukan ini mungkin agak menyita waktu karena harus mematikan dan menghidupkan komputer berulang-ulang. Tetapi memang begitulah konsekwensinya.
Masalah tegangan output terlalu rendah.
Adapun tegangan keluaran yang terlalu rendah, sering terjadi di jalur +3,3V.
Di setelan bios “hardware-monitor” akan tampak level 2,8..V dengan warna merah (menandakan bermasalah).
Ini sering disebabkan oleh dioda CT penyearah bagi tegangan +3,3V sudah tidak bagus lagi.
Jika di-check dengan AVO-meter sepertinya memang tidak rusak, padahal rusak.
Kebanyakan dioda CT untuk tegangan ini bernomor 802C06. Dengan mengganti dioda CT ini level tegangan biasanya akan kembali normal.
Namun adakalanya penurunan tegangan +3,3V disebabkan karena koneksi kurang bagus pada konektor utama ke mother-board, terutama konektor-konektor kabel jingga. Untuk mengatasi ini dapat ditempuh cara menyemprotkan contact-cleaner ke lubang-lubang konektor.
Untuk lebih menjamin perbaikan, sebaiknya elco filter di jalur +3,3V ini juga diganti dengan yang baru.
(4)Kerusakan pada poin keempat dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya :
-Rangkaian +5V st-by tidak berfungsi
-Transistor output power rusak
-Dioda CT ada yang rusak
Tidak berfungsinya rangkaian +5V st-by dapat di-check dengan mengukur tegangan di kabel ungu sebagaimana diterangkan pada tulisan sebelumnya, akan tampak bahwa tegangan 5V di kabel itu tidak ada.
Lihatlah, apakah tegangan 300V terukur ada?
Jika tegangan 300V ternyata ada sedangkan tegangan +5V st-by (di kabel ungu) tidak ada, paling sering disebabkan oleh resistor tegangan bias bagi basis (atau gate jika yang digunakan jenis FET) transistor power st-by putus.
Umumnya, resistor ini adalah resistor dengan nilai Ohm paling besar di sirkit power st-by.
Jika yang digunakan adalah transistor bi-polar, resistor ini bernilai antara 560k...1M.
Jika yang digunakan adalah transistor MOSFET (2N60 atau 2N65 atau yang lainnya) resistor ini biasanya 2x 1M. Lihatlah gambar berikut :
stand-by circuits
Pada gambar di atas tampak resistor Rx1 dan Rx2 yang masing-masing nilainya adalah 1M. Jika salah satu resistor itu putus, rangkaian power st-by tidak akan mengeluarkan tegangan +5V di kabel ungu.
Apabila tegangan 300V tidak terukur ada, periksalah sekering (fuse). Jika putus, periksalah empat dioda penyearah atau dioda bridge di main-power. Yang rusak diganti dengan yang baru.
Setelah itu periksa kolektor-emitor dua transistor output power, jika “short” gantilah transistor dengan yang masih baik.
Pemeriksaan terhadap transistor-transistor ini sebaiknya dilakukan setelah dicabut dari rangkaian. Sering ditemui kasus kolektor-emitornya tidak short, akan tetapi ternyata basis-emitornya yang bermasalah. Transistor dengan nomor 13007 sering seperti ini.
Pastikan cara pengetesannya telah benar, lihat dalam : Pengetesan transistor NPN dengan AVO-meter .
Selanjutnya periksa semua dioda CT, yaitu dioda-dioda penyearah untuk tegangan keluaran.
Setiap dioda ini mempunyai tiga kaki dan semuanya biasanya menempel di satu heatsink tersendiri, terpisah dari heatsink transistor power output dan transistor power st-by.
Jika ada yang short, ganti dengan yang sama atau yang ekuivalen (persamaannya).
Periksa juga kolektor-emitor transistor power stand-by. Jika telah short ganti transistor dengan yang sama atau yang ekuivalen.
Transistor kecil dan dioda-dioda di rangkaian +5V st-by juga perlu diperiksa karena dikhawatirkan ada yang ikut rusak.
Pendek kata, pastikan tidak ada lagi komponen rusak yang belum diganti. Setelah itu, barulah dipasang sekering yang putus sesuai dengan ukurannya. Jangan biasakan terburu-buru mengganti sekering sebelum dipastikan bahwa semua komponen yang rusak telah diganti.
Jika semuanya telah tampak OK, power-supply pun layak untuk di-test ulang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar